Ads 468x60px

Minggu, 20 Januari 2013


KHAUF
 
Siapa saja yang mengharapkan sesuatu, maka diisyaratkan adanya tiga hal: Pertama, menyukai apa yang diharapkan. Kedua, khawatir akan kehilangan apa yang diharapkan. Ketiga, berusaha keras untuk mendapatkannya (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah).

Allah mensifati orang-orang yang bahagia dengan ihsan, 'kebaikam dan khauf ‘kekhawatiran'. Sebaliknya, Allah justru memberi sifat orang jahat dengan keburukan dan rasa aman. Maksudnya, orang yang beramal kebaikan itu pasti bahagia, namun mereka tetap merasa khawatir, sedangkan orang-orang yang berbuat kejahatan pasti hina tetapi ia merasa aman.

Orang-orang yang merenungkan keadaan para sahabat radhiyallahu ‘anhum tentu akan menemukan mereka dalam puncak amal dan puncak kekhawatiran, sedangkan kita semua berada pada posisi kekurangan bahkan melampaui batas, tetapi perasaan kita aman-aman saja.

Umar ibn Khathab radhiyallahu ‘anhu ketika membaca surah at-Thur dan ketika sampai pada ayat, “Sesungguhnya siksa Tuhanmu pasti terjadi", ia menangis tersedu-sedu hingga jatuh sakit dan banyak orang menengoknya. Umar berkata kepada puteranya saat menghadapi kematian, “Letakkanlah pipiku di atas tanah. Barangkali Allah menaruh belas kasih kepadaku." Lalu berkata lagi, "Celakalah kalau Allah tidak mengampuni aku."

Bila berwirid di tengah malam dan melewati suatu ayat, anak Khathab ini merasa takut lalu tinggal di rumah berhari-hari. Pada wajahnya tampak ada dua garis hitam karena menangis. Demikian berdasar penuturan Ibnu Jauzi.

Ibnu Abbas berkata kepada Umar, “Allah menjadikan kota dan negeri-negeri di bawahmu, menjadikanmu menaklukkan negeri-negeri tersebut. Allah berbuat baik kepadamu.” Mendengar hiburan tersebut, Umar masih saja merasa cemas, “Aku menginginkan selamat, bukan pahala maupun dosa.”

Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dengan tangisan dan kekhawatirannya. Rasa takut yang ada padanya disebabkan dua hal, yaitu panjang angan dan hawa nafsu yang diperturutkan.

Keponakan Nabi ini merenungi hakekat. Lalu berkata, "Panjang angan akan menjadikan seseorang lupa akan akhirat, sementara hawa nafsu yang diperturutkan akan menghalangi orang dari kebenaran. Sesungguhnya dunia ini telah pergi dan akhirat telah tiba. Setiap wanita yang mempunyai  anak, hendaknya menjadikan mereka anak-anak akhirat, dan janganlah menjadikan sebagai anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah hari amal dan bukan perhitungan. Sedangkan besok adalah hari perhitungan tanpa amal."
UNTAIAN MUTIARA HIKMAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text